Jenis-jenis Silogisme[sunting]
Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;
Silogisme Kategorial[sunting]
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:
- Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
- Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
- ∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
- Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
- Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
- Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
- ∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
- Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
- Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
- Sebagian pejabat korupsi (minor).
- ∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
- Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
- Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
- Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
- Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
- Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
- Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
- Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
- Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
- Januari adalah bulan.(minor)
- ∴ Januari bersinar dilangit?
- Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:
- Kucing adalah binatang.(premis 1)
- Domba adalah binatang.(premis 2)
- Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
- Sawo adalah tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya
Silogisme Hipotetik[sunting]
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
- Jika hujan saya naik becak.(mayor)
- Sekarang hujan.(minor)
- ∴ Saya naik becak (konklusi).
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
- Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
- Sekarang bumi telah basah (minor).
- ∴ Hujan telah turun (konklusi)
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
- Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
- Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
- ∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
- Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
- Pihak penguasa tidak gelisah.
- ∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:
- Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
- Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
- Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
- Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Silogisme Alternatif[sunting]
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
- Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
- Nenek Sumi berada di Bandung.
- ∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Entimen[sunting]
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Silogisme Disjungtif[sunting]
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
- Silogisme disyungtif dalam arti sempit
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:
- Heri jujur atau berbohong.(premis1)
- Ternyata Heri berbohong.(premis2)
- ∴ Ia tidak jujur (konklusi).
- Silogisme disjungtif dalam arti luas
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh:
- Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
- Ternyata tidak di rumah.(premis2)
- ∴ Hasan di pasar (konklusi).
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif
- Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid.
Contoh:
- Hasan berbaju putih atau tidak putih.
- Ternyata Hasan berbaju putih.
- ∴ Hasan bukan tidak berbaju putih.
- Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah
- Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).
Contoh:
- Budi menjadi guru atau pelaut.
- Budi adalah guru.
- ∴ Maka Budi bukan pelaut.
- Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).
Contoh:
- Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogyakarta.
- Ternyata tidak lari ke Yogyakarta
- ∴ Dia lari ke Solo?
Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.
ENTIMEM
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Rumus entimem : C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK : Ali pegawai yang baik.
S : Ali tidak mau menerima suap.
Entimem
Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C = Ali ; ia
B = tidak mau menerima suap
A = pegawai yang baik
C = B, karena C = A
Contoh di atas silogisme yang dijadikan entimen. Jika entimen dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh :
Entimem :
Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C : Badu
B : harus bekerja keras
A : orang yang ingin sukses
Silogisme :
PU : Semua orang yang ingin sukses harus bekerja keras.
PK : Badu orang yang ingin sukses.
S : Maka, Badu harus bekerja keras.
No comments:
Post a Comment